BEBERAPA FOTO DIBAWAH MERUPAKAN KONTRIBUSI SEORANG REKAN YANG SANGAT INTENS TERHADAP SEJARAH MILITER DI INDONESIA ” THANK YOU KEN ”
http://www.fed-std-595.com/FS-595-Paint-Spec.html
href=”https://jurnalsrigunting.files.wordpress.com/2013/11/dsc_6436.jpg”>
salah kamar om..ini forum tukar pikiran,,bukan forum buat mencela,,,ato dulu daftar gak keterimakali yak????
SukaSuka
Oh ya kalau boleh memilih, saya condong kepada motif tiger strip. Cocok dipakai di medan perkotaan maupun dihutan.
SukaSuka
setidaknya terdapat beberapa satuan TNI maupun Polri yang pernah menggunakan motif tiger stripe era perang Vietnam, kemudian pasca latihan PARA untuk anggota Batalyon 32 PARA Brimob yang berkedudukan di Sukasari.
Batalyon yang bersangkutan disiapkan sebagai Batalyon Kawal Kehormatan untuk Presiden Soekarno, tidak heran pada peresmian Batalyon 32 Para , seluruh anggota YON 32 menggunakan motif Tiger Stripe sebagai seragam khusus PARA, sayang umur batalyon ini kurang dari 2 tahun sampai akhirnya dibubarkan seiring perubahan sejarah.
kini motif Tiger Stripe sering digunakan sebagai Uniform tidak resmi khususnya oleh satuan satuan tugas khusus dalam latihan dan tugas yang memerlukan tindakan kepolisian
SukaSuka
Sy menemukan jenis loreng yg pernah di pakai pada penerjun brimob pada masa pembebasan irian barat sebagai pencinta sejarah sy ingin mengirimkan gambarnya ke jurnal srigunting sebagai dokumentasi jurnal srigunting tp bagaimana caranya. Mohon dijawab
SukaSuka
Silahkan bpk kirim via email ke [email protected]
SukaSuka
Brimob adalah satuan Paramiliter, serupa Koninklijke Marechaussee (Indonesia : Marsose) Kerajaan Belanda, Constabulary Philipina atau Pasukan Komando Kepolisian OMON Russia.
Pasca kemerdekaan, setahu saya personil Brimob pernah dilatih oleh US Ranger, sehingga mereka memiliki kualifikasi Ranger. Sayang kualifikasi tersebut, karena alasan politis, tidak dikembangkan hingga sekarang.
Bagi saya karena faktor medan dan spesifikasi penugasan, sangat wajar jika Brimob memiliki seragam camo. Diluar negeri juga berlaku demikian. OMON dan Constabulary juga mengenakan seragam camo juga. FBI pun jika beroperasi di lapangan, tak jarang menggunakan seragam camo serupa US Army.
Bravo Brimob, berjayalah selalu…
SukaSuka
Sore pak, izin ingin menanyakan apakah sebelum pemakaian kembali gampol loreng pelopor sudah dilaksanakan field test kembali ? Soalnya saya lihat dari social media untuk loreng gegana sudah melaksanakan field test, selain itu mengapa ada perbedaan moti dan warna dari loreng pelopor menpor/ranger dengan yang sekarang ? Apa yang menyebabkan perbedaan motif dan warna tersebut walaupun memang tidak kentara, trims pak, salam brigade !
SukaSuka
field test seperti yang ditanyakan dapat disampaikan dalam beberapa ” mission” telah beberapa kali di uji cobakan, memang tidak terdokumentasikan secara resmi baik kuantitatif dan kualitatif uji coba tadi, selebihnya adalah inovasi beberapa komandan di lapangan untuk melakukan penelitian manfaat taktis dari camouflage dalam “mission” tadi,
kemudian adalah terdapat perbedaan tone warna hal ini disebabkan adanya perbedaan pabrik pembuatnya dalam menterjemahkan konsep loreng, secara internal temuan ini juga menjadi masukkan POKJA , ketika loreng menpor tersebut semenjak dulu hingga sekarang belum pernah dicarikan standar : jenis dan kualitas kain, performasi benang, teknik pewarnaan dan yang paling penting penentuan COLOR INDEX NUMBER agar setiap pesanan memiliki produksi yang sama, kejadian ini dapat kita temukan juga pada wana pakaian dinas / gampol yang lain , dimana dari pabrik X dan PAbrik Y walaupaun dengan warna coklat yang sama , pasti terdapat tone yang seikit berbeda.
sebagai gambaran untuk ketetapan standar Loreng brimob adalah dengan kualitas dan teknis sebagai berikut :
jenis kain rib stop
komposisi benang : 65% cotton dan 35 % polyester
komposisi warna terdiri dari 4 kombinasi yaitu :
coklat dengan nomor : pantone 19-1314TC
hijau tua dengan nomor : pantone 19-0323TC
Hijau muda dengan nomor : pantone 13-1314TC
kuning dengan nomor : pantone 14-0827TC
teknik pewarnaan : dupleks warna coklat
dengan adanya ketetapan pilihan nomer warna ( Color index number / CIN) ini diharapakan nanti tidak ada lagi pesanan diproduksi dengan ” kira”kira hijau daun + hijau telur asin, kuning agak muda dll yang sifatnya petunjuk nanya jalan di kampung ” deket pak cuma bukit sana , atau 2 tanjakan lagi pak , sampai “
SukaSuka
Siap pak, terimakasih atas jawabannya, Salam brigade !
SukaSuka
Bravo Brimob
SukaSuka
Rio., penyamaran km pakai nama masyarakat g level., km tuh asli palsu,. mending km di hutan aja,. jagain orang utan., ngomong asal bunyi seperti kaleng kosong yg g berbobot.,
SukaSuka
Lovers brimob forever
SukaSuka
salut, hormat dan bangga buat bpk Senopati Major Srigunting karena dalam setiap tulisannya tdk emosional, ilmiah dan konsepnya jelas, Tdk seperti yg membantah atau yg kontra dgn pendapatnya beliau, pendapat mereka tdk berdasar, ngawur dan asbun (asal bunyi) spti kentut.
SukaSuka
kalo komen yang woles mas broh…nanti ikutan sarf juga
SukaSuka
Mohon Ijin singgah Commander… ikut berbangga hati telah memakai JASMERAH. Sejarah yang benar akan menjadikan pelajaran berharga untuk menjadi bangsa yang besar. lapantigabelas-“Indonesia Mercusuar Dunia”
SukaSuka
bangsa yang besar adalah bangsa yang mau megingat sejarah, karena brimob pernah pakai loreng pada sejarah awalya untuk mengenang sejarah tersebut tidak ada salahnya brimob pakai loreng agar dapat di bedakan antara polisi umum dan brimob, di samping brimob punya tugas lebig berat dari polsi umum
( BRIVO POLRI )
SukaSuka
siapapun yang meninggalkan jati dirinya kejayaan akan meninggalkannya…… Brigade..
SukaSuka
jolodos kamu rio
baca sejarah brimob dong jangann camfrog terus yang bikin otakmu kotor terus…
SukaSuka
Sejarah memang membentuk kesatuan untuk bertempur pada saat itu,…halnya brimob sama dengan TNI dididik dengan pola yang sama,..itu cocok dengan zamannya, untuk sekarang kami pikir sudah berbeda jauh, brimob sebagai satuan polri harus dapat lepas dengan bayang-bayang MILITER jangan memaksakan kehendak untuk bisa bersanding kembali dengan militer yang ditanamkan dimasing-masing petinggi polri, tetap mempunyai jatidiri sendiri sekarang yang lebih humanis dapat membantu dan mengayomi masyarakat, lebih dicintai masyarakat tidak perlu memakai loreng seperti TNI, bravo BRIMOB
SukaSuka
ketika kita sibuk membahas boleh atau tidak menggunakan loreng , dapatlah saya sampaikan bahwa dimensi tugas brimob sebagai bagian POLRI saat ini justru lebih berat dibandingkan masa masa lau, betapa tidak , saat masa lalu yang dihadapi adalah gerilyawan dengan latar belakang keinginan memisahkan diri atau separatisme bahkan perang yang sifatnya konvensional ( lihat peran brimob dalam memadamkan pemberontakan PRRI mauun DI /TII yg memiliki kekuatan PIOLOT sama seperti tentara reguler saat itu bahkan lebih baik berkat bantuan bawah tangan CIA kepada PRRI / Permesta ), saat ini justru yang dihadapi adalah insurjensi dengan dimensi terorisme dan separatisme berbentuk gerilya murni , apakah lantas urusan negara tadi yang bernama keamanan dan pertahanan harus diterjemahkan secara harafiah semata , kembali lagi jawaban ni sekaligus untuk menjawab pertanyaan minor : brimob itu kelaminnya apa ( Militer bukan , Polisi nggak ) jawabanya adalah : Brimob adalah Polisi seorang penegak hukum dengan kemampuan dan dukungan alat untuk menghadapi kejahatan berintesitas tinggi yang tidak mampu dihadapi oleh kepolisian pada umumnya karena bisa jadi kejahatan tersebut menggunakan senjata api, dilakukan secara berkelompok, dilokasi yang luas , sulit terjangkau atau justru sangat terlatih dalam taktik teknik bertempur.
jangan khawatir apakah Brimob Polri akan kehilangan jiwa pelindung dan pengayom masyarakatnya , justru dengan kemampuan taktis dilapangan < maka identitas elindung dan pengayom akan menjadi khas dan identik , Brimob diturunkan manakala gangguan kamtibmas menjadi diluar kendali kepolisian , sebelum negara indonesia dianggap gagal , dan terjadi mobilisasi seluruh komponen pertahanan nasional ( TNI, POLRI , PEMDA , MASYARAKAT UMUM ) bahu membahu dalam kerangka DARURAT SIPIL, DARURAT MILITER BAHKAN DARURAT PERANG, suatu kondisi yang tidak diinginkan siapapun apalagi oleh pemerintah yang dicap sebagai NEGARA GAGAL .
masih ingat kejadian SANTA CRUZ di TIMTIM , itu terjadi ketika Brimob Polri tidak diberikan peran secara optimal dalam penanggulangan unjuk rasa kecil -kecilan yang meledak menajda Tragedi , Tragedi Beutong Ateuh di Aceh , dan beberapa lainnya,
masyarakat demokratis saat ini membutuhkan adanya kepastian hukum dalam setiap format pendekatan negara, kajian -kajian kritis dan pengawasan menajdai sangat penting ketika akuntabilitas penegakan hkum tadi diuji dengan pertanyaan : legalitas, proporsionalitas, profesionalitas, nesesitas, kewajiban umum.
SukaSuka
Ijin pak, kebetulan bapak saya juga berdinas di korps brimob polri, sebagai wakasat di satbrimobda banten, saya ingin memberikan saran kenapa loreng pelopor tidak sekalian di digitalkan seperti loreng gegana yang ada di lampiran, mungkin bisa mengganti warna multicam pattern dengan warna loreng pelopor, agar loreng kita tambah keren dan tidak kalah dengan kostrad dan kopaska yang sudah duluan meng-digitalkan loreng mereka, sekian pak, terima kasih
SukaSuka
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN DAN KEBANGGAN YANG SAUDARA TUNJUKKAN , BESAR HARAPAN KITA SEMUA AGAR BAPAK KAPOLRI BERSEDIA MENGESAHKAN PEMAKAIAN KEMBALI PDL BERMOTIF LORENG SEBAGAI SUATU IDENTITAS BAHWA POLRI DALAM HAL INI BRIMOB JUGA MERUPAKAN SALAH SATU KOMPONEN KEKUATAN NEGARA YANG MEMILIKI KEWAJIBAN MENJAMIN KESELEMATAN NEGARA LEWAT PENEGAKKAN HUKUM.
SEBAGAI INFORMASI BAHWA LORENG BERMOTIF MULTICAM DENGAN DIGITAL PATTERN MEMILIKI KONSEP YANG BERBEDA WALAUPUN SECARA SEKILAS MIRIP MIRIP BRINTIK ATAU ISTILAHNYA STRIMI , NAMUN TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN UTK MENCIPATKAN KEDUA MOTIF TADI SANGAT BERBEDA.
TAMPAKNYA ASPEK KEKINIAN YANG MENJADI PERHATIAN HAMPIR SEMUA ORANG ADALAH MODEL BRINTIK BRINTIK TADI ENTAH DIBUAT DENGAN DIGITAL PATTERN MAUPUN DGN MULTICAM
SukaSuka
Mohonh maav org umum jngan berkomentar kalau anda tdk tau asal usul atau sejarah BRIMOB dan militer diindonesia… perlu kita ketahui pasukan pertama yang lahir diindonesia itu bernama pasukan bhayangkara yg bawahi langsung oleh majapahit, kemudian diresmikan dengan nama polisi istimewa… seiring berjalannya waktu maka polisi istimewa ini berubah nama menjadi MOBRIG atau RANGER(julukan dri militer luar negeri untuk brimob).. dan sekarang lebih dikenal dengan nama BRIMOB.. jadi kalau berbicara masalah militer anda haris cari tau dulu dari mana asal usul militer dindonesia, dibentuk oleh satuan apa saja baru anda berkomentar…karena itu LORENG tidak bisa dihilangkan dri Satuan BRIMOB…kemudian tugas anggota brimob bkan dipinggir jalan kota saja tpi menyeluruh tentang KEJAHATAN BERINSENTITAS TINGGI termasuk Penjinakan Bom, Terorisme, SAR, Penindakan HURU-HARA, KIMIA DAN RADIO AKTIF, JERILYA atau jaga perbatasan NKRI terutama di bumi mutiara hitam PAPUA, ACEH, POSO dan beberapa provinsi diindonesia yg memiliki tingkat kerawanan tinggi terutama dalam hutan…Dan yg paling utama misi perdamaian dunia DI PBB…
SukaSuka
wahhh terus kita harus bilang WOOOWW gitu sambil KOPROLLL
SukaSuka
saudara RIOlesmana12 , memang membutuhkan tingkat kecederdasan tertentu agar bisa menjelaskan secara gamblang mengapa Brimob dalam hal ini Polri maupun organisasi penegak hukum bahkan diluar format itu juga ada yang menggunakan pakaian bermotif camouflage , sebagai sebuah tulisan silahkan saudara RIOLESMANA12 membaca pada latar belakang sejarahnya , tinjauan praktik dan penggunaan secara internasional , agar saudara RIOLESMANA12 memiliki pandangan yang lebih luas, seperti yang saya sampaikan sebelumnya membutuhkan kadar kecerdasan tersendiri untuk itu , silahkan dibaca dulu semoga memiliki pandangan yang lebih komprehensif.
dihalaman pertama pada beranda juga kami tulisakan tentang perbantuan TNI kepada Polri khususnya dalam penanggulangan huru hara , sebuah konsep abu abu yang perlu dicarikan solusi terbaik khususnya dengan pertimbangan jangan sampai NKRI dicap sebagai negara gagal , latihan penangulangan huru hara kemaren sukses digelar di Pusenif TNI AD yang memberikan pesan tersurat dan tersirat ,your Flag is my Flag too, daripada sibuk sibuk ngukur mana yang paling berperan atau apakah dwifungsi ABRI masih relevan adalah kini saatnya mempertemukan konsep KEAMANAN DAN PERTAHANAN dalam satu wadah : MENJAGA NKRI. HARGA MATI.
SukaSuka
SAYA SEBAGAI MASYARAKAT JUGA BINGUNG BRIMOB INI TUGASNYA APA
DIBILANG POLISI… NGAKU DAN GAYANYA SEPERTI MILITER … DISURUH GABUNG SAMA MILITER DIBILANG POLISI SIPIL….
MILITER SAJA SDH MAU MENINGGALKAN PERANNYA DI DWI FUNGSI ABRI…. KENAPA POLISI.. MAU BERGAYA MILITER JAMAN DULU SEKARANG…… DENGAN MEMAKAI LORENG..
KAN SDH JELAS WARNA BAJUNYA APA…. MILITER LORENG.. POLISI SERAGAM COKLAT… JGN POLISI GILA PINGIN MAKAI LORENG……
DALAM UU SDH DIATUR POLISI ITU SIPIL YG DIPERSENJATAI… SEDANGKAN MILITER ADALAH TENTARA…
JADI ANDA POLISI JANGAN GILA MAU PAKAI BAJU LORENG….
NANTI MASYARAKAT BINGUNG… MANA TENTARA MANA POLISI….. APA ANDA POLISI MAU BERGAYA MILITER…..
SukaSuka
Brimob dengan tugas mengatasi kriminalitas tingkat tinggi di daerah pedalaman papua cocoknya pake baju putih celana hitan lengkap dengan dasinya.
____________________________________#ada ceritanya loh ndan
Ketika itu di kedunghalang anggota di kumpulkan pada saat wasrik, dan terdapat sesi tanya jawab antara anggota dan petinggi-petinggi Brimob.
Angoota bertanya: “….. Komandan, kapan kami bisa menggunakan seragam loreng kebanggaan kami lagi ????……”
Jawaban Komandan pada saat itu: “….. kamu bodoh, kenapa kamu tidak tanyakan kapan kalian menggunakan seragam dengan menggunakan dasi ? ….. ”
~terjadi pada saat Komandan Brimobnya pada saat itu adalah mantan Kapusdik Brimob, dah lupa persisnya tahunnya antara 1993-1996~
“Hanya sekedar mengingat kenangan sebagai mantan anggota Resimen I Pelopor”
SukaSuka
BETUL ITU…. KALO NGGAK TUKARAN AJA SAMA TENTARA KALO SIBUK MAU PAKAI BAJU LORENG…… POLISI KOK GILA LORENG… DASAR PAUK ABIS
SukaSuka
POLISI ITU MELAYANI MASYARAKAT… BUKAN MENAKUTI MASYARAKAT DENGAN PAKAI BAJU LORENG… NANTI MASYARAKAT BINGUNG MASUK KTR POLISI… INI ASRAMA MILITER… APA KTR POLISI…
JGN SOK2 GAGAH BUNG
SukaSuka
KALAU NGEJAR KKB DI HUTAN POSO ATAU PAPUA BOLEH KAGAK PAKAI LORENG ? OPEN YOURMIND ….
SukaSuka
apa ini yang disebut salah kaprah antara militersime dengan militeristik dan militerisasi, alergi membuat gelap mata sehingga tanpa analisa teori dan konsep yang memadai akhirnya hanya sekedar biar beda sekedar biar tidak sama , kilas balik sejarah awal reformasi di Polri adalah adanya keinginan Polri mampu bertransformasi menjadi sosok yang dirindukan, sehingga kala itu sampai sekarang arus utama perubahan adalah kepada reformasi bidang struktural , kultural dan instrumental.
sebagai sebuah proses merubah sesuatu yang telah mengakar beberapa generasi adalah juga membutuhkan beebrapa generasi atau kalau mau cepat dengan menghilangkan sekalian generasi yang sudah ada.
praktek menghilangkan suatu generasi pernah dilakukan oleh Hiter dan NAZI jerman kala mencoba memupus dominasi intelektual , modal dan kapital yang dimiliki kaum Yahudi , dan juga praktek yang sama dilakukan oleh Richard the Lion Heart kala mengusir tentara Islam pimpinan Salahuddin AL Ayubbi ketika merebut Andalusia dan Turki. caranya : bunuh para orang tua dan bakar perpustakaan ( ilmu pengetahuan )
pertanyaanya apakah hal tersebut perlu dilakukan dalam peradaban manusia saat ini.
perubahan Struktural terhadap organisasi Polri dipaksa pas dengan mengubah organisasi Polri , namun terjebak dalam isme -isme sempit seperti Militerisme dan SIPIL , dikotomi yang dibuat menjadi identitas tersendiri.
secara Struktural Polri tidak bisa dibedakan dengan Militer , mengapa karena dalam strukur terbangun konsep Pimpinan < bawahan < pekerja < pengawas dan Manajer , demikian juga adanya kualifikasi dan karakteristik pekerjaan , sehingga perubahan struktural dengan menghilangkan pangkat TAMTAMA justru menjadi bumerang bagi Polri , kelompok Police Worker yang dirancang untuk mengerjakan tugas secara khsusus padaakhirnya diambil alih oleh kelompok Bintara bahan perwira.
perubahan Instrumental tampaknya yang lebih cemerang berubah, ebebrapa produk hukum yang mengatur polri sebagai suatu organisasi, Polri sebagai suatu profesi dan Polris sebagai MAN POWER telah lahir, walaupun penyempunaan tetaplah harus ada.
tinggal perubahan kultural yang paling sulit untuk dilakukan, Kultural sebagai Budaya adalah hasil daya cipa karsa dan rasa sebuah komunitas pada akhirnya membutuhkan stimulan dari luar yang bisa mempercepat perubahan maupun dorongan kuat dari dalam untuk melanggengkan proses perubahan yang konsisten.
SukaSuka
B…*****, 03 Desember 2013
Kepada Yth :
Kakanda Senopati Major Srigunting
-di ….*****
Penulisan ilmiah Kakanda terkait “Loreng Brimob dari masa ke masa sebagai ciri khas identitas dan Sejarah” bagi saya pribadi selaku bagian dari Keluarga Besar Baret Biru merasakan hal tersebut membanggakan sekaligus memberikan spirit yang baru untuk kelangsungan organisasi ini…
penting untuk kita sadari bersama atribut atau artevak-artevak satuan ini dalam perkembangannya semakin semeraut dan terkesan tidak konsisten dalam bentuk (disign), warna dan penataannya.., salah satu contoh yang bisa kita ingat dan masih hangat-hangatnya dalam benak kita terkait seragam Brimob yang dikeluarkan (saat ini dimasukan kembali) banyak menimbulkan kontraversi dilingkungan internal kita secara khusus maupun Polri secara umum.
Apakah hal ini hanya terkesan sebuah “selera” ataukah karena kebutuhan organisasi yang dalam hal ini merupakan kesiapan satuan dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang harus diembannya. Terkait dengan tantangan tugas yang semakin menantang kedepannya penggunaan seragam Brimob maupun perlengkapan perorangan memang sudah waktunya harus ditinjau kembali dan dibuat dalam bentuk tertulis (di sahkan) agar ada legitimasinya.
Sebagian dari kita mengatakan loreng itu militeristik dan Brimob sebagai bagian integral dari Polri harus dapat menanggalkan hal tersebut karena kita ini Polisi Sipil, “Polisi SIpil” sebuah kata yang dalam kurun 5 Tahun terakhir ini sering didengungkan dalam gong Tribrata yang kalau bisa jujur saya pribadi sendiri bingung dengan kata tersebut, sipil seperti apa (harusnya dijelaskan dengan jelas), padahal anehnya di Polisi Republik kita ini penyebutan masih menggunakan kata KOMANDAN (bukankah kata tersebut juga berbau Militeristik)
Brimob adalah bagian integral dari Polri namun harusnya dilihat kembali apa yang menjadi tugas, kewajiban dan tanggung jawab Satuan tersebut, bukankah Brimob diturunkan dalam skala kejahatan berintensitas tinggi (mohon maaf kami tidak menggunakan kata “kadar” karena terkesan nantinya jadi kadar garam)
Kejadian di seluruh NKRI Brimob selalu ada untuk menjawabnya baik di Kota, Hutan, Pegunungan dan Lautan sehingga sudah sepantasnya penggunaan peralatan perorangan termasuk didalamnya seragam dinas harusnya disesuaikan dengan target tugas.
Akan aneh bin ajaib jika Brimob yang akan melaksanakan Ops Penegakan Hukum di hutan Papua sana harus menggunakan baju PDL I (twoton) dengan baju dimasukan (Syukurnya Brimob masih punya Baju PDL II Hijau), saya pikir dengan penulisan Senopati ini mudah-mudahan membuka wawasan kita semua dan menjadi masukan yang sangat bijak bagi organisasi ini dalam menyusun materi tentang seragam Brimob kedepannya. Semoga seragam maupun perlengkapan yang akan disusun dapat menunjang agresifitas dan jiwa patriotisme personil Brimob dalam mengabdikan diri bagi Ibu Pertiwi.
Demikian
Hormat Kami…
Punggawa Kerajaan
Kapten Kratos’38
SukaSuka