Soekarno’s Manggoes
Pasca Konfresi Asia Afrika di tahun 1955 adalah adanya kesadaran bangsa –bangsa di dunia khususnya asia dan afrika akan kemerdekaan dan persamaan derajat antar bangsa d dunia, peran Sekarno sedemikian gemilang sehingga tidak heran nama Soekarno dan Indonesia menjadi perhatian sendiri di benua Hitam Afrika yang kini semakin menggeliat untuk bangkit, termasuk sejarah panjang berdirinya Negara Sudan pada 1 Januari 1956 setahun setelah KAA , walaupun diiringi konflik internal yang berdarah darah .
Bukti hubungan adanya kedekatan Indonesia dan Sudan terlihat semenjak kedatanagan ulama besar Sudan “ Syekh Ahmed Surkati “ di tahun 1911 yang mendirikan Yayasan Al Irsyad di Indonesia , termasuk dukungan Indonesia dengan perlakuan khusus membangkitkan nasionalisme Sudan lewat “ meja khusus “ Sudan yang bahkan belum merdeka termasuk pemberian bendera Putih Polos sebagai representasi identitas Sudan ( bendera putih polos tersebut masih dapat dilihat di Museum Asia Afrika di Bandung ).Tidak heran terdapat nama Mangga Soekarno yang menjadi unggulan di Sudan , diyakini ditasbihkan ke varietas Mangga manis yang konon bibitnya diberikan langsung oleh presiden pertama Indonesia.
Bangsa-bangsa Afrika yang kini mulai menggeliat , ternyata masih menyimpan konflik –konflik akibat pertikaian antar dan internal Negara, masalah kemanusiaan menjadi perhatian utama dunia khususnya PBB, hal ini tidak lepas dari nilai strategis Bangsa –bangsa Afrika yang memiliki cadangan Minyak bumi yang sangat besar termasuk kekayaan alam berupa mineral lainnya.
Hubungan emosional yang terjalin antara beberpa Negara di Afrika khususnya Sudan dengan Indonesia sesungguhnya merupakan kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam konteks bargaining power di dunia Internasional, tinggal bagaimana kepemimpinan baru di Indonesia mulai secara intensif merubah kiblat pasar dan harapan kepada Afrika, ketika pasar eropa dan Amerika menjadi sedemikan keras memberikan perlakukan terhadap produk-produk Indoensia.
Benua Hitam yang menjajikan sebagai the promise land bagi pasar produk-produk barang , jasa dan tenaga ahli Indonesia hanya akan terwujud bilamana terdapat kemudahan birokrasi hubungan dagang antara Negara , termasuk dengan menambah frekuensi misi-misi ekonomi, perdaganan, pendidikan, demokrasi, pertahanan dan keamanan.
Tinggalkan Balasan