Pasca tragedi Kanjuruhan Malang, terjadi fenomena unik pada gelaran urusan event besar.
Mulai dari gelaran berdendang dan bergoyang, pembatalan gelaran persta musik di Gresik sampai terakhir adalah penghentian pertunjukan NCT di Jakarta.
Polri dan kita semuanya tentu sangat prihatin dengan jatuhnya korban jiwa di Kanjuruhan, tragedi yang harusnya tidak boleh terulang lagi dan lagi di kemudian hari.
Rusuh dalam penyelenggaraan gelaran pertunjukan baik olahraga khususnya sepak bola , gelaran musik apalagi bergenre rock dan dangdut sekelas pertunjukan di GBK termasuk setingkat panggung electone di RT tidak lepas dari bentrok sesama penonton maupun kecelakaan akibat volume dan daya tampung tempat acara yang tidak seimbang.
Adanya berbagai tragedi di gelaran pertunjukan yang dapat menjadi pembelajaran antara lain :
Sistem Manajemen Keamanan event seharusnya menjadi mata pelajaran wajib seorang anggota Polri di pusat pusat pendidikan dan latihan, demikian juga menjadi kewajiban mutlak bagi setiap EO untuk pernah mengikuti atau serta memiliki konsultan sistem manajemen keamanan khususnya major event security management dan tentunya memiliki pengetahuan tentang manajemen resiko melalui training dan workshop.
Disisi lain adalah kewajiban setiap pemilik lokasi atau kawasan yang kerap digunakan sebagai event besar ( fokus kepada event besar dengan kerentanan khusus) untuk merevisi atau setidaknya Melakukan renovasi agar aspek fisik bangunan dan kawasan menjadi relevan dengan penataan berkonsep CPTED.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dan dikelola dengan baik dalam manajemen pengamanan gelaran event besar antara lain; Kondisi yang paling mendasar adalah akuntabilitas sebuah EO, pertimbangan ini sebagai indikator pemenuhan kewajiban dan syarat-syarat administrasi dan kepatuhan terhadap semua aturan hukum yang melingkupi penyelenggaraan suatu even besar di Indonesia,termasuk kepatuhan terhadap berbagai regulasi yang sifatnya aktual.
Setiap pelaksanaan Event di Bali sebagai contoh, perlu memahami dan mematuhi terhadap peran pranata adat masyarakat setempat yang biasa disebut Banjar dan pecalang, pun demikian dengan beberapa lokasi di Indonesia lainnya juga perlu mempertimbangkan dinamika masyarakat setempat, setidaknya setiap EO paham bahwa saat suara Adzan berkumandang disekitar lokasi kegiatan maka seluruh aktivitas harus dihentikan sejenak untuk menunjukkan penghargaan dan toleransi kepada ummat Islam yang sedang beribadah.
Kepatuhan terhadap aturan hukum dari setiap EO dan setiap sub kontrak yang menginduk pekerjaan pada sebuah EO merupakan jaminan dari adanya tenaga keamanan swakarsa atau setidaknya disebut sebagai security yang profesional, memiliki ijin kerja serta terlindungi oleh asuransi kesehatan dan pekerjaan yang memadai, serta telah lulus screening bersih diri dan lingkungannya dari berbagai anansir yang dapat menjadi potensi ancaman keamanan di suatu event.
EO punya itikad baik untuk selalu berkomunikasi dengan stake holder keamanan setempat, bukan berarti ketika gelaran event sudah di back up oleh personil pengamanan swakarsa yang hebat serta situasi didalam gedung atau areal pertunjukan berlangsung aman, namun ada resiko yang harus tetap dihitung dan ini butuh kerjasama yang baik dengan setidaknya Polsek setempat terutama saat bubaran pengunjung keluar dari gedung, tempat parkir dan ruas ruas jalan menuju rumah masing-masing, bisa saja di GOR para penonton tertib tetapi saat berada di jalan pulang para penonton bikin ulah yang nggak kalah memusingkan aparat setempat, miss komunikasi seperti ini yang kerap terjadi, pihak kepolisian menilai bahwa EO cuma mau untungnya saja sedangkan EO menilai bahwa tugas Polisi adalah melayani semua kepentingan masyarakat
Era digital seperti sekarang ketika setiap event besar dipastikan menjadi highlight media sosial terutama, ada baiknya panitia dalam hal ini EO juga memberikan informasi mitigasi bencana bila sesuatu terjadi, setidaknya info pintu masuk dan keluar, akses tempat parkir dan kapasitas yang ada, layanan medis darurat serta rencana evakuasi bila terjadi musibah yang tidak diinginkan, hal ini menjadi bagian tanggung jawab EO dalam menyelengarakan event yang berkualitas, sebagaimana security briefing wajib diberikan saat kita mau naik pesawat terbang dan pelayaran.
Tinggalkan Balasan