SIKLUS MANAJEMEN SDM KORBRIMOB POLRI DALAM MENJAWAB TANTANGAN PEMOLISIAN ERA 4.0

BAB I PENDAHULUAN

Tantangan bagi dunia kepolisian secara Internasional maupun dalam konteks pemolisian di Indonesia adalah bagaimana era 4.0 memberikan perubahan dalam masyarakat dan organisasi Kepolisia, pilihanmya adalah mampu atau tidak beradapatasi mengikuti perkembangan jaman atau akan tersingkir bahkan tergilas oleh masa.

Dalam era 4.0, Kepolisian menghadapi era digitalisasi pelayanan dan praktek pemolisian itu sendiri, kebutuhan akan big data dan  koneksitas antar data semakin kuat, saat ini hampir tidak ditemukan dalam aspek kehidupan manusia yang tidak terkoneksi dengan jaringan internet, demikian juga pelayanan Kepolisian yang bergantung dengan big data, sebut saja bagaimana data kriminalitas saat ini harus terkoneksi dengan data pada catatan sipil serta registrasi kendaraan bermotor termasuk kemampuan era digital untuk membuat prediksi dari berbagai entitas data yang ada menjadi perkiraan trend dalam masyarakat.

Identitas Kepolisian sebagai otoritas pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat  saat ini haruslah semakin kompetitif, hal ini tidak leps dari trend bahwa masyarakat secara luas telah semakin banyak melakukan investasi  di bidang private security, definisi yang menunjuk kepada service jasa keamanan bukan lagi menjadi otoritas Kepolisian, banyak perusahaan swasta yang berbasis kepada keperluan khusus masing-masing individu berhasil menggoyang dan mungkin saja nantnya menggantikan peran Kepolisian secara general.

Ketika Uber dan Gojek berhasil menggeser dominasi Taxi dan jasa transportasi publik konvensional demikian juga ketika Tokopedia , Bukalapak dan Amazon berhasil menggantikan peran ritel perdagangan tatap muka menjadi praktek daring, demikian  dengan Inovasi dan teknologi kejahatan baru yang muncul seiring dengan semakin berkembangnya teknologi berbasis data internet atau big data, tidak heran bisa saja suatu saat seseorang akan menelpon anda dan menawarkan pinjaman online atau fasilitas kartu kredit lengkap dengan menyapa nama anda padahal mungkin saja kita tidak pernah bertukar nomor telepon sebelumnya.

Era 4.0 juga memberikan tantangan lain kepada Kepolisian , ketika pemanfaatan cyber – physical system dalam bentuk berbagai kejahatan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya, memaksa Negara dan otoritas Kepolisian untuk segera beradapatasi termasuk adalah bagaimana Deep web menjadi tambang informasi baru yang menjanjikan sebuah dunia baru  yang menuntut Kepolisian dapat memberikan Transparansi pelayanan  lewat pemberlakuan citizen oversight atau pengawasan masyarakat yang semakin ketat.

SINKRONISASI TUPOKSI BRIMOB DENGAN TANTANGAN ERA 4.0

Strategi Peningkatan kapasitas personel agar mampu beradaptasi dengan perkembangan situasi terkini menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan, namun factor lain yang tak kalah penting adalah kemampuan dalam membangun jaringan, berkomunikasi, berkoordinasi dan bekerjasama dengan aparat penegak hukum dari berbagai negara di dunia.

Kini dalam era 4.0 adalah saat yang tepat bagi Korbrimob untuk menjadi semakin aktif menggalang kerjasama dengan berbagai Kepolisian lainya khususnya yang berada dalam domain dan type tugas yang sama, adalah suatu kebutuhan bagi organisasi sebesar Korbrimob Polri untuk memiliki struktur yang mengawaki masalah kerjasama kepolisian antar satuan-satuan taktis dalam penanganan terror, pembajakan udara dan laut, pengamanan perbatasan dan kejahatan dengan kualitas dan kuantitas tinggi.

Pengembangan inovasi berbasis teknologi, seperti pengembangan teknologi digital surveillance, teknologi IT dalam mendukung penegakan hukum dan teknologi IT dalam pelayanan publik, Pengalaman tugas yang berkaitan dengan tantangan era 4.0 menunjukkan bagaimana dukungan dan penguasaan teknologi berbasi IT menjadi sangat penting, sebagaimana pada saat  pengamanan Unras  di Jakarta dan penanganan  anarkisme dalam  konflik komunal di beberapa tempat di Indonesia.

Terbukti bahwa kebutuhan aplikasi teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan vital dalam mendukung penyelenggaran operasi Kepolisian, teknologi Drone, Alat Komunikasi dan elektronik lainnya, teknologi surveillance social media termasuk bagaimana Korbrimob Polri harus mampu menyelenggarakan dan menyediakan command center saat penugasan Brimob Nusantara.

Kebutuhan adanya pusat kendali operasi Kepolisian yang mengolah penyelenggaraan kegiatan dengan daur input informasi yang beragam, proses identifikasi dan penilaian informasi, proses pengolahan dan pengambilan alternative keputusan, adalah merupakan harapan di masa depan  agar tidak ada lagi  terulang: Mako, Asrama Brimob dan Mobil angkutan personil yang bisa  dibakar massa,  kalau seandainya Drone dan alat-alat surveillance serta sarana  Alkomlek yang dimiliki  oleh  Korbrimob dapat terkoneksi sebagai feeding informasi  bagi  Command Centre  di Mabes Polri , Polda Metro  Jaya maupun  Mako Korbrimob Polri secara real time.

Permasalahan yang mengemuka adalah bagaimana siklus manajemen SDM berupa (Diklat dan Binkar) SDM Korbrimob Polri dapat menjawab tantangan era 4.0, dimana terdapat pokok-pokok permasalah antara lain: Bagaimana penyelanggaran Diklat yang relevan ? dan Bagaiamana pola Binkar yang tepat bagi SDM Korbrimob di era 4.0?

BAB II PEMBAHASAN

TANTANGAN ERA 4.0 DALAM SIKLUS SDM KORBRIMOB POLRI

Beberapa indentifikasi tantangan di era 4.0 adalah adanya : kebutuhan personil dengan berbagai  kualifikasi khusus, muncul kejahatan baru dengan kualitas dan kadar tinggi, kebutuhan untuk modernisasi pelayanan publik, adanya transformasi budaya internal dan eksternal organisasi, kemampuan adaptasi tiap-tiap personil dalam organisasi, peningkatan kompetensi,  Kepemimpinan dan issue Professionalism.

Gegana Bom Data Centre ( GBDC)  adalah sebuah contoh bagaimana tantangan era 4.0 dijawab secara tuntas oleh para teknisi dan analis Jibom Pasukan Gegana Korbrimob Polri, sebuah organisasi nonstructural di Sat Jibom Gegana yang banyak memberikan kontribusi dalam mendukung upaya penegakkan hukum oleh Polri terhadap kejahatan terorisme.

Digitalisasi data dan proses pembangunan database serangan terror menggunakan Bom dan pemetaan pola PIES : Power , Initiator, Explosive dan Switch dalam bentuk bom signature yang dibuat secara digital oleh GBDC ternyata menjadi rujukan beberapa teknisi Jibom Kepolisian Luar neger ( AFP dan FBI ) karena dianggap sangat  update menggambarkan  tanda tangan bom teroris yang ada di Indonesia, hanya sayang kekuatan sedemikian strategis ini tidak direspon justru oleh Korbrimob Polri sendiri dalam penyusunan SOTK terbaru di tingkat Mabes Polri, GBDC sampai saat ini  statusnya masih merupakan organisasi non Structural di Korbrimob Polri

Identifikasi kebutuhan kompetensi ( diklat ) dan pembinaan karier bagi personil Korbrimob yang relevan dengan tantangan era 4.0 adalah dengan pemahaman terhadap empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini akan membantu organisasi seperti Korbrimob Polri untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.0 antara lain :

Interoperability (kesesuaian) : Kemampuan alsus, perangkat, sensor, dan manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat Internet untuk segala (IoT) atau Internet untuk khalayak (IoP). IoT akan mengotomatisasikan proses ini secara besar-besaran, artinya alkomlek milik Korbrimob dapat terkoneksi dengan satker dan satwil yang ada, produk live streaming dari Drone “Penguin” yang diterbangkan dapat dengan mudah diakses setiap pengendali operasi pada Command Centre Korbrimob.

Transparansi informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model digital dengan data sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data menggunakan sensor dan bantuan Teknologi Informasi terhadap data gangguan kamtibmas, ancaman terror dan bom, pola pergerakkan massa penonton sepakbola yang kerap rusuh maupun  dinamika massa pengunjuk rasa dalam demo berjilid-jilid beberapa waktu lalu. penggunaan peralatan sensor  dibutuhkan agar data yang terkumpul dibuat secara real bukan berdasarkan nilai “ perasaan saja “ dengan kualitas informasi bernilai tinggi.

Technical support / Bantuan teknis: Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu personil Korbrimob Polri  dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah genting yang mendadak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia serta;

Otomatisasi dengan adanya keputusan mandiri berupa kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin sebagamaina kemampuan Analis Jibom mampu menghitung dan menemukan pola Bom Signature PIES yang ditemukan di TKP kemudian membandingkan dengan Bom Signature di TKP lainya.

KEBUTUHAN DIKLAT ERA 4.0

Kebutuhan Diklat bagi personil Korbrimob berdasar scenario era 4.0 adalah dengan berorientasi kepada :  Kompetensi edukasi dengan kompetensi yang dibangun  berbasis Internet of Thing sebagai basic skill setiap personil Korbrimob Polri, saat ini tidak susah menemukan personil Brimob yang mampu mengoperasionalkan produk Microsoft office tinggal bagaimana mendayagunakan dan meningkatkan kemampuan operasional computer dasar yang perlu diperhatikan;

Komptensi Penelitian adalah kompetensi membangun jaringan untuk menumbuhkan ilmu, arah riset, dan terampil mendapatkan kerjasama Internasional, GBDC dan PLATINA adalah contoh organisasi dibawah struktur Korbrimob Polri yang memiliki peluang dan kemampuan sangat kuat untuk menjadi pusat  penelitian dan pengembangan ilmu Kepolisian dibidang Bom dan lawan Teror Kepolisian;

Kompetensi Daya Saing:  Korbrimob Polri memiliki daya saing dalam IKU ( Indeks Kinerja Utama) yang membedakan dengan Labfor maupun PUSINAFIS pada penanganan TKP Bom, punya daya saing dalam penanganan serangan CBRN, daya saing dalam Penanggulangan Huru Hara dibanding Dalmas  Sabhara, daya saing inilah yang menjadi “Nilai Jual” yang membedakan Korbrimob dengan Satker lainnya.

Kompetensi Global; ketika menghadapi dunia tanpa sekat, Korbrimob Polri tidak gagap terhadap berbagai budaya Internasional, kompetensi yang dibangun dari penguasaan bahasa asing (Bahasa asing selain Inggris adalah bahasa Perancis , Mandarin dan Arab).

Kompetensi Futurology; adalah kemampuan Korbrimob Polri untuk  memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strateginya, membaca trend serangan terror atau pola pengerahan massa pada saat unjuk rasa berjilid-jilid dalam system pendukung pengambilan keputusan ( Decision Support Systems).

POLA BINKAR 4.0

Identifikasi kebutuhan pembinaan karir dan organisasi dalam siklus manajemen SDM secara umum dilakukan dengan : Mutasi, Promosi jabatan, Kepangkatan, pemberian Tugas khusus dan adanya Penilaian kompetensi, kebutuhan untuk menyiapkan SDM Korbrimob Polri agara mampu bersaing di era 4.0 adalah dengan berbagai perubahan mendasar dalam proses pembinaan karier yang ada, Korbrimob harus mulai mengenal dan membuat grand strategi pembinaan karier personil yang ada , talent pool sebagai Kolam Susu pembinaan karier Tamtama, Bintara dan Perwira yang dipersiapkan untuk mengawaki Korbrimob dalam tataran Strategis,Taktis dan teknis.

Promosi jabatan berorientasi kepada karakter Korbrimob selain sebagai pasukan taktis adalah lekat  sebagai pasukan teknis artinya pola pembinaan karier personil SDM diarahkan bukan saja menyiapkan mereka yang layak secara taktis namun juga memiliki kompetensi Teknis sebagaimana ditemukan di Pasukan Gegana yang banyak bersentuhan dengan teknologi  canggih, termasuk promosi jabatan untuk bidang riset  dan pengembangan peralatan, kemampuan taktis dan teknis serta doktrin –doktrin organisasi.

Efisiensi struktur dalam organisasi serta adanya specialisasi dalam penugasan serta penataan HTCK di bidang operasional dan pembinaan akan senantiasa menjadi issue yang harus dikomunkasikan dalam dinamika penyiapan SDM Korbrimob menghadapi era 4.0.

Komunikasi atas issue diatas tidak lepas dari dinamika operasional dan kebutuhan organisasi, Korbrimob tidak bisa menyiapakan operator atau pelaksana “garis depan” sesuai tugas pokoknya namun harus segera beradaptasi dengan membentuk satuan-satuan dengan khusus yang bekerja di garis belakang, kebutuhan kompetensi personil “garis belakang” inilah nanti yang bakal menjadi daya saing Korbrimob Polri.

Ketika kebutuhan Dapur Lapangan untuk menyiapakan ransum makan bagi ribuan pasukan Sabahara dan Brimob Nusantara akan terjawab bila Korbrimob  cepat mengambil keputusan dengan  merubah 1-2 kompi PHH di Pasukan Pelopor menjadi formasi pasukan Dapur Lapangan yang bekerja dengan otomatisasi perangkat  alat –alat Dapur Lapangan yang sudah canggih seperti saat ini, demikian juga ketika pengamanan Unras berlangsung adalah adanya dukungan Pasukan Drone “Penguin”  yang memantau Jakarta dari langit dan Pasukan Cyber multimedia Sitipol Korbrimob Polri yang memantau lewat social media sebagai sumber data dan informasi paling update terkait pergerakkan massa pengunjuk rasa maupun perusuh yang masuk Jakarta.

BAB III PENUTUP

SIMPULAN

  1. Penyelanggaran pendidikan dan latihan bagi personil Korbrimob Polri yang relevan dengan era 4.0 adalah dengan menyelenggarakan program Diklat yang berorientasi kepada membangun Kompetensi edukasi berbasis Internet of Thing sebagai basic skill; Komptensi melakukan dan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ; Kompetensi  untuk membangun  daya saing dengan merujuk kepada IKU ( Indeks Kinerja Utama) yang membedakan Korbrimob dengan Satker lainnya; adanya Kompetensi Global; dan bagaimana membangun Kompetensi Futurologi; sebagai kemampuan membaca trend serangan terror atau pola pengerahan massa pada saat unjuk rasa berjilid-jilid dalam system pendukung pengambilan keputusan               (Decision Support Systems).
  2. Pola pembinaan karir yang tepat bagi SDM Korbrimob di era 4.0 adalah dengan berbagai perubahan mendasar dalam proses pembinaan karier yang ada, berupa : grand strategi pembinaan karier personil yang ada , talent pool tataran Strategis,Taktis dan teknis; adanya Promosi jabatan berorientasi kepada karakter Korbrimob selain sebagai pasukan taktis adalah lekat  sebagai pasukan teknis; Promosi jabatan untuk bidang riset  dan pengembangan; Efisiensi struktur dalam organisasi serta adanya specialisasi dalam penugasan serta penataan HTCK di bidang operasional dan pembinaan.

SARAN

Memberikan rekomendasi kepada Dankorbrimob Polri untuk menyiapkan pokja revisi SOTK di tingkat Mabes Polri agar dapat mengakomodir pembinaan dan operasional GBDC dalam struktur Korbrimob Polri, pembentukan atau pengalihan sebagian kekuatan Pasukan Pelopor menjadi format satuan/unit yang memiliki tugas khusus ; Support Service mendukung operasional peralatan dan system berbasis TI yang telah dimiliki oleh Korbrimob Polri.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Situs Web WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: