Sebenarnya kalau mau nyolong tidak bayar tiket kayaknya bisa saja, tidak ada satpam apalagi polsuska hilit mudik sepanjang kereta.
Tepatnya karcis kejujuran ,anda mau bayar ….. sudah sewajarnya karena pake fasilitas …. anda gak bayar nggak ada yang maksa .
Saya curiga jangan jangan ini akibat pelaksanaan kantin kejujuran kepada masyarakat sejak dahulu kala, padahal gerakan sosial Kantin kejujuran baru saya kenal setelah dibisiki oleh anak saya yg sd” papa besok minta uang buat belanja di kantin kejujuran “, awalnya saya bingung atau mungkin juga kurang update apa itu kantin kejujuran .
Wah saya pikir boleh juga konsep ini buat melatih anak anak menjadi manusia jujur selain memaksa mereka jadi pintar seperti kebanyakan progam les dan bimbel saat ini.
Saya ingat konsep kejujuran ini pernah saya lihat di sekitar kampung watumaeta di pendolo, waktu itu masyarakat sepanjang hutan perbatasan sulteng dan sulsel yg kebetulan berladang kerap memajang hasil ladang berupa singkong dan pisang demikian saja tergeletak diatas para para pinggir jalan trans sulawesi yg super sepi saat itu.
Pernah saya coba membeli pisang ,namun setelah saya tunggu hampir 1/2 jam tiada satupun pemilik kios yg muncul akhirnya saya batalkan, barulah beberapa hari kemudian saya tahu bila berbelanja, maka saya cukup menaksir sendiri berapa rupiah pisangnya dan sisipkan uang belanja di wadah yg ada biasanya berupa ember atau dinding para para.
Saya sempat bertanya ke penduduk lokal , apakah pemilik yakin pisangnya akan dibayar, jawab penduduk lokal adalah pasti yakin dibayar kan sama sama jujur , paling katany kalau tidak bayar alias nilep nanti sakit perut.
Memang syarat dan ketentuan berlaku ,tapi di koln bukan di jakarta , makanya saya curiga jangan jangan guru sd anak saya sempat ngajarin penduduk koln konsep kantin kejujuran…. atau sebaliknya.
Memang saya juga tidak yakin 100 persen semua penumpang tram yang saya ikuti jujur semuanya, tapi tanpa penjaga dan polsuska berwajah garang sah sah saja orang naik tram .
Ya semoga besok saya bisa membuat semacam kantim kejujuran di kantor setidaknya saya akan mulai dari diri saya bahwa saya akan bayar teh botol di kantor sesuai apa yg saya minum, mulai buang puntung rokok ditempatnya ,bukan di teras dan diselipkan dibawah karpet, mulai tidak menerobos jalur busway dan mulai memberikan kesempatan jalan lebih dahulu kepada penyeberang jalan.
Walaupun kecil dan mungkin tak ada manfaatnya, setidaknya saya berusaha supaya besok besok anak cucu saya bisa naik tram atau mrt tanpa perlu dipelototi polsuska, selataknya mandor mengawasi para kuli seperti jaman penjajahan dulu.
Tinggalkan Balasan