kekhawatiran selama ini melihat dinamika serangan teror di dunia yang dipastikan akan berpengaruh terhadap Indonesia akhirnya terbukti sudah, lewat ulah sekelompok orang yang menjadikan Indonesia semakin terkenal sebagai ladang persemaian, pembibitan , pembinaan , tumbuh dan berkembang paham-paham radikal yang menjadikan teror sebagai sebuah bahasa dalam penyampaian pesan.
gejala adanya serangan teror dengan mengambil bentuk active shooter ( padanan kata dalam bahasa Indonesia selanjutnya saya sebut dengan tembakan membabi buta) yang memiliki keterkaitan dengan sebuah kelompok teror di dunia baik secara langsung ( diinisiasi dan difasilitasi oleh ISIS ) maupun oleh para Lone wolf yang bergerak dengan dasar inspirasi pesona dan khayalan -khayalan doktrin ISIS .
mengutip dari http://news.detik.com/internasional/3119028/indonesia-negara-ke-13-yang-jadi-target-serangan-isis-dalam-2-tahun-terakhir , yang menyatakan bahwa Seperti dilansir New York Times, Jumat (15/1/2016) yang telah melakukan analisis terkait penyerangan yang dilakukan oleh ISIS sepanjang tahun 2015 dan awal tahun 2016, Indonesia merupakan negara ke-13 di luar Suriah dan Irak, yang menjadi target teror mereka.
Sepanjang tahun 2015 hingga awal tahun 2016, ada 13 negara yang telah menjadi sasaran utama sejumlah serangan. Ke-13 negara tersebut antara lain Perancis, Libya, Lebanon, Mesir, Tunisia, Saudi Arabia, Libya, Yaman, Bangladesh, Kuwait, Afghanistan, Turki serta Indonesia.
1. Serangan ISIS yang paling menyedot perhatian dunia pada tahun 2015 terjadi pada tanggal 11 Januari 2015, saat dua orang pria bersenjata dengan senapan Kalashnikov AK-47 menyerang kantor media mingguan, Charlie Hebdo. Penyerangan itu berdasarkan adanya karikatur satir Islam dan agama lainnya di dalam kantor redaksi tersebut.
2. Serangan kedua yang juga menyita perhatia dunia terjadi pada 26 Juni 2015, saat seorang pemuda secara membabi buta menembakkan senjata api di Hotel Riu Imperial, Tunisia. Penembakan itu membuat 38 orang turis asal Eropa tewas dalam insiden berdarah tersebut. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan ini.
3. Tanggal 13 November menjadi malam yang mencekam bagi warga Paris, Perancis. Setelah serangan Charlie Hebdo, kali ini sedikitnya tujuh lokasi berbeda di wilayah Paris dilanda serangan teror yang memakan korban jiwa. Sumber keamanan Paris mengatakan akibat serangan teror ini korban tewas mencapai total 153 orang. Kementerian Dalam Negeri Prancis menyebut 112 orang di antaranya tewas di Gedung Konser Bataclan. Lagi-lagi pihak ISIS mengatakan bahwa mereka bertanggungjawab atas aksi penembakan dan ledakan tersebut.
4. Di awal pergantian tahun 2016 tepatnya tanggal 12 Januari, ledakan besar terjadi di kawasan Sultanahmet, distrik wisata bersejarah di Istanbul, Turki hari ini. Sedikitnya 10 orang tewas dan 15 orang lainnya luka-luka dalam insiden yang terjadi di lapangan Sultanahmet di jantung wisata Istanbul, kota terpadat penduduknya di Turki. Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu memastikan pelaku bom bunuh diri itu merupakan anggota ISIS. Pelaku masuk ke wilayah Turki dari perbatasan Suriah.
5. Tanggal 14 Januari 2016, ledakan bom terjadi di sebuah pos polisi dan gerai kopi Starbuck di Jl MH Thamrin, Jakarta. Aksi ini juga menyebabkan 1 WNI dan 1 WN Kanada meninggal, sementara 23 orang lainnya mengalami sejumlah luka. Lima pelaku juga dinyatakan tewas setelah dua diantaranya melakukan aksi bunuh diri dengan meledakkan bom.
sebagai sebuah fenomena yang harus diambil hikmahnya serangan teror di Jalan Thamrin Jakarta dimulai dengan memahami infografis yang diambil dari http://news.detik.com/infografis/3119027/kronologi-teror-isis-di-thamrin sebagai berikut :
Serangan yang terjadi di tengah hari tepat dijantung Kota Jakarta tentunya menimbulkan berbagai pertanyaan antara lain apakah Intelijen Indonesia sudah bekerja dengan optimal kemudian seberapa cepat aparat keamanan mampu melakukan penanggulangan.
dengan tidak bermaksud menuding serta mencari kambing hitam yang kerap terjadi bahkan dalam sebuah diskusi intelektual di Indonesia adalah dengan mengkritisi peran Intelijen negara baik dalam ranah BIN, BAIS TNI , BIK , dan komunitas Intelijen lainnya nasional maupun daerah
warning menjelang pergantian tahunh baru dan event natal 2015 telah berulang kali dirilis : bahwa Indonesia ,khususnya Jakarta dan Bali memiliki peluang menjadi lokasi serangan teror , kemudian fasilitas umum yang kerap didatangi pihak Barat , bahkan beberapa pimpinan Polri seperti Kapolri dan Kapolda Metrojaya pun tidak luput dari kisaran ancaman .
pencegahan dan upaya pengkondisian pun sudah dilakukan, telah juga dilakukan secara marathon, di beberapa kota pasukan Densus 88/ AT Mabes Polri beserta satuan-satuan kewilayahan berhasil melakukan beberapa penangkapan calon pelaku teror maupun simpatisan lainnya, walaupun ada juga gunjingan dan protes terbuka dari sekelompok LSM dan pribadi yang mengatakan penangkapan tersebut dilakukan secara sembrono dan bertujuan mengkriminalisasi salah satu agama di Indonesia.
Intelijen bukanlah pesulap apalagi ahli nujum , intelijen bekerja dengan merangkai fakta-fakta dengan sebuah teori kausalitas untuk dijadikan sebagai pendapat yang digunakan untuk membuat kebijakan, bahkan Amerika dan Perancis serta beberapa negara Barat lainnya ( lihat pada data diatas) tetap sulit mengidentifikasi urusan KAPAN dan DIMANA serangan teror selanjutnya akan terjadi, mungkin hanya mereka yang disebut sebagai paranormal, dukun dan ahli nujum Indonesia saja yang mampu menyebutkan secara jelas bahwa pada tanggal X dan di lokasi Y akan terjadi serangan bom seperti tragedi Thamrin.
hikmah lain yang bisa diambil dengan melihat begitu cepat pihak Kepolisian merespon serangan simultan dan penembakan membabi buta ( active shooter ) di Thamrin adalah dalam jangka waktu kurang dari 15 menit seluruh penyerang bisa dilumpuhkan.
kepolisian berseragam maupun non seragam merangsek dengan cepat dalam hitungan menit setelah kejadian ledakan pertama dalam cafe Starbuck, jajaran Polsek Menteng segera melakukan tindakan kepolsian, hal ini memberi hikmah bahwa taktik penempatan petugas reserse maupun Intelijen berpakaian preman sebagaimana lazimnya di pusat-pusat keramaian masyarakat atau dulu dikenal dengan Police Hazard sangatlah efektif melakukan penangkalan terhadap aksi-aksi teror seperti ini.
personel berpakaian preman berbaur ditengah masyarakat akan berdaya guna apabila setiap personil dilengkapi dengan senjata api termasuk rompi anti peluru yang bisa disembunyikan dibalik kemeja yang digunakan, sampai saat ini terdapat kecenderungan senjata api organik lebih banyak digudangkan oleh para Kepala Satuan dari pada digelar untuk melengkapi anggota dilapangan.
memang pertimbangan pimpinan tentulah sangat baik, daripada disalahgunakan, dibuat main-main ataupun dengan melihat kesiapan psikologis pemegang senpi, maka banyak anggota dilapangan yang terpaksa bertugas hanya bermodalkan doa semata, namun dibeberapa satuan , justru kebijakan pimpinan malah membekali anggota yang turun kelapangan dengan senjata api melekat dipinggang, alasanya sangat klasik : daripada anggota saya mati ditembak rampok, atau senjata diberikan bukan buat pajangan apalagi sekedar foto-foto, tetapi digunakan untuk menyelamatkan masyarakat dan petugas.
kontradiksi antara yang mengamankan ( kata lain dari melarang) pembawaan senpi dan yang justru mendorong membawa senpi saat turun kelapangan dalam pendekatan gaya kepemimpinan dalam organisasi seperti Polri ini tidaklah lepas dari beberapa faktor yang menurut studi Tannenbaum dan Schmid sebagaimana dikutip Kadarman, et.al.(1996) menunjukkan bahwa gaya dan efektifitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh :
1. Diri Pemimpin : Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
2. Ciri Atasan : Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer.
3. Ciri Bawahan : Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan bawahan sangat menentukan pula caramanajer menentukan gaya kepemimpinannya.
4. Persyaratan Tugas : Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer.
5. Iklim Organisasi dan Kebijakan : Ini akan mempengaruhi harapan dan prilaku anggota kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.
6. Perilaku dan Haapan Rekan : Rekan sekerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja manajer.
kompilasi dari enam aspek diatas memberikan kesimpulan bahwa Kucing atau macan ditentukan dari kepalanya, Kalau Kepalanya ( dalam hal ini Komandanya ) adalah Kucing , maka keseluruhan dari leher sampai ekor akan menjadi kucing yang mengeong dan bisanya melingkar di kaki pemiliknya, sedangkan Kepala Macan akan menjadikan seluruh komponen tubuhnya menjadi Macan yang mengaum dan menerkam. memang pilihan menjadi Macan atau Kucing adalah sebuah pilihan dengan segala resiko yang melekat didalamnya.
kembali kepada kesigapan dan trengginas jajaran Kepolisian saling bahu membahu menumpas pelaku serangan teror di Thamrin adalah begitu banyak petugas tertumpah di jalan dan hampir seluruhnya membawa senjata api, dalam sebuah pemberitaan bahka disebutkan terdapat seorang pamen yang berani beradu tembakan dengan pelaku,http://www.tribunnews.com/nasional/2016/01/14/kapolsek-menteng-dedy-tabrani-saya-tembak-seorang-teroris-hingga-tewas
termasuk seorang Wakakor Brimob, Brigjen Pol Anang Revandoko ikut berada ditengah baku tembak
banyak pelajaran lain yang dapat dipetik dari serangan teror seperti ini, selain kecepatan tindakan dan keberanian mengambil keputusan dilapangan ditengah kepanikan yang melanda warga masyarakat adalah kelak menjadi kewajiban bagi setiap pimpinan satuan untuk berani mengambil inisiatif melatihkan kemampuan taktis menghadapi serangan teror seperti active shooter ini, kemampuan yang boleh jadi akan terwujud bilamana insting petarung ditumbuhkan lewat latihan yang sifatnya bertahap, bertingkat dan berlanjut.
latihan yang sifatnya sederhana dan tidak perlu mengeluarkan banyak anggaran, asalkan ada kreatifitas dari anggota yang bersangkutan dengan dilandasi kesadaran bahwa sebagai seorang polisi di lapangan maka resiko yang dihadapi adalah mulai yang paling lunak sampai paling fatal, mulai dari cibiran , cemooh masyarakat sampai meregang nyawa dalam kontak senjata.
cara menggunakan senjata api dengan berlatih menggunakan senjata kosong, teknik beladiri , teknik melitas dan berlindung dari tembakan termasuk bagaimana bereaksi menghadapi serangan bersenjata dari dalam mobil, pertokoan , bank dan bagaimana membuat barikade untuk mengisolasi penyerang dan insiden dimana semuanya ada dan bisa ditemukan secara gratis di youtube.
Polri secara keseluruhan tidak boleh alergi dengan terminologi TAKTIKAL, dan menjadikan frase tadi menjadi dasar naluri ksatria petarung kejahatan yang siap melayani , melindungi dan mengayomi masyarakat dengan senyum dan ketulusan serta senantiasa siap sedia menjadi Macan pemberani untuk bertarung dalam kontak fisik bahkan senjata dengan penjahat.
Tinggalkan Balasan