Kalau dibilang dekat, sebenarnya buka terletak pada jauh dekat sasaran dengan petembak , namun kengerian melihat seseorang berdiri tegak kemudian pada lengan kanan dan kiri mengempit balon plus diantara kedua kaki diselipkan balon juga sementara dari sekitar jarak 25-30 meter seseorang dengan menggunakan senjata api membidik , belum lagi membidik dengan bantuan cermin alias membelakangi si sasaran “ Menembak kepercayaan “
Sementara ini kemampuan unik yang bernama menembak kepercayaan dipercaya masih menjadi ciri khas dari sebagian pasukan elit baik dikalangan militer maupun kepolisian , sebagai sebuah kemampuan unik tentunya memiliki nilai nilai kesulitan tersendiri dalam membentuk dan memelihara kemampuan yang satu ini
beberapa cerita yang dapat digambarkan mengapa beberapa satuan –satuan elit kepolisian maupu militer tetap memelihara dan mengembangkan kemampuan menembak kepercayaan ini, yang pertama adalah menembak kepercayaan atau sebagian disebut dengan Confidence Shooting merupakan sebuah kemampuan khusus yang dapat digunakan untuk menyeleksi seseorang dari kumpulan pasukan reguler untuk dididik menjadi seorang sniper ataupun sharpshooter, model latihan yang Spartan dengan detil berupa pengenalan sikap dasar menembak, balistik, pengaruh lingkungan terhadap lintasan peluru,sampai detil –detil lainnya akan sangat berguna dalam membentuk seorang anggota pasukan reguler untuk didaulat menyadang petembak sniper maupun sharpshooter.
Menguji keyakinan bahwa seseorang calon / kandidat sniper atau sharpshooter memiliki kesiapan mental , skill dan stamina adalah dengan menguji menggunakan sasaran sebenarnya, asumsinya bila mampu membak tepat sebuah balon yang digigit dengan gigi maupun balon yang diletakkan diantara dua kepala manusia yang saling berdekatan , maka dijamin personel tersebut siap untuk didaulat mengikuti pendidikan sniper atau sharpshooter etape berikutnya, entah dengan polesan kemampuan bergerak secara senyap, kemampuan bertempur dibelakang garis pertahanan musuh bahkan masuk dan menyususp secara siluman ketengah jatung kekuatan lawan dan melakukan aksi sniping sebelum meloloskan diri dari kepungan lawan.
Tentu tidak serta merta anggota pasukan reguler lantas diperintahkan menembak balon diantara dua kepala rekannya, ada tahapan latihan dasar dan teknik –teknik khusus yang harus dilalui, salah satunya dimulai dengan dasar zeroing senjata ditiap=tiap jarak , dengan melihat grouping ( pengelompokan ) kecepatan penembakan dan yang paling penting adalah pelatih bisa melihat ketenangan dan keteguhan si kandidat dalam latihan menembak dasar.
Sebagai sebuah gambaran dilingkungan Polri khususnya Brimob, bahwa kemampuan “ menembak Kepcayaan “ diyakini pertama kali didatangkan sebagai oleh-oleh pasca pengiriman kontingen kader instruktur Brimob mengikuti pendidikan RANGER di Quantico Virginia dan Okinawa , sekaligus pasca kepulangan peserta pendidikan Ranger yang kelak dirubah Indonesiakan menjadi PELOPOR adalah kedatangan senjata AR 15 versi awal sebagai salah satu senjata paling futuristik yang boleh dimiliki satuan bersenjata di luar Amerika Serikat kala itu.
Kemampuan menembak kepercayaan tanpa terasa terus menerus diturunkan sebagai sebuah kemampuan elitis di beberapa satuan Brimob yang dijaga dan dikembangkan terus –menerus , dengan berbagai variasi dan pengembangan teknik –teknik latihan laniinya.
Konteks sejarah saat ini adalah para Penembak Kepercayaan Brimob merupakan salah satu anggota regu Wanteror yang terlatih paling tinggi, dalam kebanyakan situasi, merupakan mata dan telinga bagi komandan Wanteror dan merupakan aset intelijen terpercaya yang dimiliki oleh komandan Wanteror.
Anggota Brimob yang bertugas sebagai penembak jitu terlatih dalam teknik pengamatan, pengumpulan intelijen, pengetahuan lapangan, dan ketrampilan menembak tepat dengan senapan, mampu mendapatkan informasi visual mengenai sebuah lokasi kejadian, mampu merumuskan, menyimpulkan, dan menyiarkan informasi tersebut sehingga dapat diolah oleh komandan dan dimanfaatkan untuk menyusun rencana penyerangan dan pastinya mampu menembak sasaran yang telah ditentukan dengan tembakan tepat dan mematikan pada saat diperintahkan oleh komandan.
Pengembangan kemampuan menembak kepercayaan dan petembak kepercayaan saat ini semakin dinamis, dimulai dengan adanya pendifinisian secara jelas dan tegas antara perbedaan peran penembak jitu Polisi dan Militer, bisa saja Polisi Penembak Jitu akan mendapatkan pelatihan dan memiliki peralatan yang serupa dengan penembak jitu Militer, tetapi persamaannya berakhir disitu saja.
Seorang Penembak Jitu Militer (Sniper) bertanggung jawab untuk menghasilkan sebanyak mungkin korban di pihak musuh dari jarak yang sangat jauh dan dengan posisi yang tersembunyi, Sniper memiliki wewenang untuk menembak atas keputusannya sendiri, dengan memanfaatkan ketrampilan kamuflase dan penyembunyiannya sebanyak mungkin untuk menghindari deteksi musuh.
Penembak Jitu Polisi (Sharpshooter, designated markmanship), memiliki tugas adalah untuk melindungi masyarakat dan dalam rangka menegakkan hukum, Penggunaan kekerasan mematikan mungkin akan menjadi tindakan yang harus diambil berdasarkan situasi yang dihadapinya tetapi tujuan utamanya adalah keselamatan warga masyarakat dan anggota regunya.
Tindakan seorang Sharpshooter harus dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan hukum, biasanya hanya akan menembak melalui perintah atasannya, dan dalam beberapa kasus, SOP kesatuan akan membatasi jarak penembakan yang boleh diambil.
Perkembangan aspek kesenjataan penembak kepercayaan Brimob (Sharpshooter) tidak lepas dari kondisi Polri sesuai masanya, secara singkat senjata-senjata penembak kepercayaan maupun tugas secara umum bagi Brimob dapat dilihat sebagai berikut :
1. M1 US Carabine / Jungle: walaupun tanpa penambahan alat optik, senjata ini sangat familiar dalam atraksi menembak kepercayaan yang sering diperagakan Menpor, bentuk yang ringan dan ringkas ( terdapat versi popor lipat untuk pasukan para), merupakan senjata organik andalan Dua peleton Kompi A Brimob Rangers yang didaratkan di kawasan Pantai Ipuh pada Mei 1960 dengan kapal pendarat milik Polairud dengan kode lambung 801. Kompi A Brimob Rangers ini dikirim ke Sumatera untuk membantu Brimob Bengkulu yang beberapa minggu sebelumnya dibantai oleh Batalion Nawawi. Satu Batalion Brimob Bengkulu ini mengalami jumlah korban sangat besar karena serangan mendadak (raid) dari pembrontak PRRI. Brimob Rangers difungsikan sebagai peleton pengintai dengan jarak lima kilometer di depan Batalyon Infanteri TNI AD. Pada saat itu (1960) Brimob Rangers yang menggunakan Carbine, submachine gun Carl Gustav dan Bren MK3.
2. AR 15: merupakan senjata legendaris yang menjadi trademark Menpor, Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964. Pada masa ini pasukan Brimob-Rangers Indonesia berhadapan dengan unit elite SAS dari Inggris, AR 15 juga pernah digunakan Pasukan Menpor yang berangkat ke Sulsel pada pertengahan 1964, sebagian besar dari mereka bermarkas di Palopo, pasukan Menpor dipecah dalam unit peleton dan tim dan bergabung dengan unit Angkatan Darat.
3. Winchester M70: merupakan senapan dengan sistem bolt action, di mana dalam menggunakannya kokang senjata api masih dioperasikan secara manual,kehebatan Winchester 70 dikenal pada tahun 1966 saat perang Vietnam, sampai kini M70 masih digunakan secara optimal oleh penembak jitu Brimob khususnya Sat I Gegana.
4. M14 : Senapan ini walaupun merepotkan karena ukurannya yang besar, namum peluru 7.62 mm milik M14 bisa menembus penghalang dengan baik. Senapan ini juga menjadi senapan yang handal yang tetap berfungsi dengan baik di lingkungan yang keras. Sampai saat ini M14 masih dipakai sebagai senapan runduk dan senapan penembak jitu (designated marksman), karena akurasi jarak jauhnya yang baik.
5. Styer AUG: adalah rangkaian senapan yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 oleh perusahaan senjata Austria, Austria Steyr Mannlicher. AUG adalah singkatan dari Armee Universal Gewehr, nama Steyr AUG sendiri lebih sering digunakan untuk menyebut versi yang spesifik, yaitu varian senapan serbu bullpup kaliber 5.56 mm NATO, dengan warna hijau (versi militer) dan warna hitam (versi polisi) dengan teleskop yang terintegrasi.
6. SIG SG 550: adalah buatan pabrik senapan SIG (Schweizerische Industrie Gesellschaft) merupakan salah satu pabrik senapan terkemuka dunis dari Swiss, senapan semi-otomatis dengan kaliber 5,56x45mm (.223 Remington), menjadi arsenal jajaran Korbrimob Polri di era 2000an untuk menggantikan Sniper lawas M14 dan Winchester M70 sebelumnya.
7. AK seri 100: Pada masa kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Rusdiharjo, Asisten Operasi Kapolri yang kemudian menjadi Kapolri Jenderal Polisi Surojo Bimantoro, Asisten Perencanaan Kapolri Inspektur Jenderal James D. Sitorus, Direktur Logistik Polri Brigjen Pol. Sistyanto dan Kepala Korps Brimob Polri dijabat oleh Inspektur Jenderal Jusuf Manggabarani pada bulan Maret tahun 2000, menilai perlunya untuk menambal minimnya persenjataan Brimob yang pada saat itu, sementara pergolakan terus menyala di mana-mana. Pada 24 Maret 2000 Turun surat perintah Kapolri Jenderal Rusdihardjo No. Sprin/1013/III/2000 perihal presentasi dan uji coba senapan serbu AK-101 dan AK-102 di Rusia. Tanggal 27-31 Maret 2000, Tim Mabes Polri yang dipimpin Brigjen Pol. Logan Siagian, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan Polri ketika itu, berangkat ke Moskow untuk melakukan uji coba. Mereka ditemani Dirut Austamindo Environmental Services, Ny. Amaniah Rai (Austamindo Environmental Services adalah agen State Corporation Rosvoorouzhenie, perusahaan negara Rusia produsen AK-101 dan 102), dalam rombongan, juga turut Wakil Komandan Batalyon Intai Amphibi Marinir, Mayor A.L. Situmorang. Uji coba digelar 29 Maret di Central Scientific Research Institute Klimovsk, Moskow. Untuk mengetes daya tahannya, senapan dijatuhkan dari ketinggian 7 meter, yang biasanya cukup 3 meter selanjutnya adalah tiba Empat ribu (4000) pucuk dari dua tipe: AK-101 (3.000 pucuk) dan AK-102 (1.000 pucuk) kaliber standar NATO 5,56 x 45 mm mengisi inventori Brimob.
8. SPR P1 Pindad : Ciri khas dari senapan jenis ini adalah memungkinkan penembak untuk mengatur ketinggian posisi dan stabilitas senapan dengan cara mengatur bipod pada bagian bawah depan laras serta melihat sasaran dengan alat bidik tipe teleskop yang memungkinkannya menembak sasaran yang berjarak jauh dengan akurasi yang tinggi. Pindad SPR menggunakan peluru kaliber 7,62 mm x 51 mm, Menggunakan mekanisme pemicu ledak tipe bolt action dengan mengadopsi model senapan Remington 700
9. SS2 V4 Pindad : merupakan senapan serbu generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SS2 dibanding generasi sebelumnya adalah desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, berat yang lebih ringan juga akurasi yang lebih terjaga. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 mm standar NATO dan khusus V4 dilengkapi dengan pejera optik
Tinggalkan Balasan