TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Fanatisme buta dalam sepak bola Indonesia kembali memakan korban jiwa. Kali ini, satu orang meninggal dunia setelah terlibat kerusuhan antar-suporter di sela pertandingan babak delapan besar Divisi Utama antara Persis Solo dan Martapura FC di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/10/2014).
Antara melaporkan, seorang suporter yang belum diketahui identitasnya itu meninggal dunia saat dibawa ke Rumah Sakit Panti Waluyo. Korban dikabarkan hingga saat ini masih berada di kamar jenazah rumah sakit.
Kerusuhan antar-suporter tersebut diduga dipicu karena suporter dan tim tuan rumah kecewa dengan kepemimpinan wasit Ahmadi Jafri. Beberapa suporter yang kecewa kemudian berusaha untuk masuk ke lapangan…………………http://www.tribunnews.com/superball/2014/10/23/kronologi-tewasnya-satu-orang-di-kerusuhan-antar-suporter-pada-laga-persis-solo-vs-martapura-fc
Pertanyaan yang timbul adalah apakah kejadian yang tidak saja baru sekali ini terjadi akan terjadi kembali dikemudian hari yang bisa saja ditempat yang sama atau juga beberapa tempat lainnya, sebagai sebuah identifikasi permasalahn mendasar adalah bagaimana menyusun orkestra sistem manajemen pengamanan yang ternyata aktornya bukan hanya Polri didalamnya , namun terdapat rangkaian aktor , rentang tanggung jawab dan yang pasti resiko gagal atau berhasil. setidaknya perlulah adanya terobosan yang memungkinkan “pengambil keputusan” memiliki pilihan -pilihan yang : BENAR,,, BAIK DAN INDAH.
img_20141022_173305.jpg”>
<a href=”https://jurnalsrigunting.files.wordpress.com/2014/10/wpid-
Makin membrutal aja fans sepakbola di indonesia -_- padahal atas nama 1 INDONESIA :(
SukaSuka