Bagi sebuah pekerjaan yang melibatkan lintas kewenangan apalagi lintas kepentingan, terdapat hal yang paling mudah diucapkan tapi sulit sekali dilakukan…. Sepenggal kata ” kordinasi” bisa jadi satu satunya penghambat yang memupus semua harapan
Cukuplah kisah nyata antara wakil gubernur vs menteri akibat kurang mulusnya sepenggal kordinasi antar 2 lembaga yg sama sama bekerja untuk masyarakat tapi tidak bisa bekerja sama
Kali ini yg bisa menjadi inspirasi adalaj bagaimama efisiensi terjadi dalam sebuah orgnisasi yg tidak saja lintas kewenangan bahkan kepentingan tapi juga lintas benua multi nasional.
Sebagai contoh adalah CICO unit … Unit check in dan check out yg menjadi gerbang penerimaan setiap personel un baik militer, kepolisian maupun civilian yg akan bertugas du suatu daerah missi. Termasuk inilah unit yg mengurusi semua tetek bengek setiap personel un yg akan mudik setelah selesai melaksakan kontrak tugas di sebuah area misi.
Hanya dengan 3 personel yg mengurus check in bagi setiap orang dari berbagai negara kontributor misi. Dengan latar belakang berbagai bahasa nasional ,kultur dan yang pasti know how tugas.
Pekerjaan yg dimulai dari menjemput kontingen di bandara. Kemudian mengkoordinasikan akomodasi hotel.antar jemput sampai jadwal tiap orang. Mengurus kargo sampai urusan memeriksa isian data elektronik tiap orNg un staff baik sipil dan militer, bisa jadi karena personil CICO memang memiliki kualitas dapat bekerja sama dengan baik namun yang tidak kalah pentingnya adalah frame work berupa sop dan pengawasan horisontal dari institusi kepada bawahan namun juga pengawasan dari sejawat yang sedemukian ketat.
Pengawasan atas bawah dan samping kanan kiri berbasis kepada 3 pilar utama un value yakni integritas ,profesionalisme dan penhormataan atas setiap kebhinekaan.
Nilai yang bisa kita unduh dari bekerja dalam sebuah institusi seperti un adalah bagaimana kita paham apa pekerjaan kitA dan batasan mana yg menjadi wewenang dan kewajiban kita, mana yang harus dilKukan dan apa yg menjadi resikonya. Setiap orang bekerja sesuai kemampuan pada posisi yang diharapkn. Dimana penilaian sejawat dan institusi menjadi penentu kelayakan seseorang atas jabatan . wewenang dan tNggung jawab yg diberikan.
Ibaratny setiap cico officer mampu menggunakan komputer dan mesin foto kopi karena di cico unit 3 orNg yang bekerja adalah sejawat kolega tanpa ada atasan sebgaj bos
Semua tahu bahwa output dari proses cico adalah administratif atas status setiap new comer mission maupun old ones dengan outcome berupa akuntabilitas un sebagai organisasi kelas dunia.
Artinya juga ujian kompetensi mengoperasionalkan komputer seharusnya sudah jadi kewajiban setidaknya seorang komandan juga bisa ngentry data dan buat paparan sendiri. Bukan sekedar ngomandan saja
Tinggalkan Balasan