Kemaren safari ke Polres jajaran Polda Kalsel untuk updating database jaringan teror. Salah satu yang sempat dikunjungi adalah Polsek Daha Selatan. Dulu pernah mendapatkan musibah berupa serangan teror yang pada akhirnya menghanguskan kendaraan dinas Polsek serta seorang anggota Polri gugur saat itu.

Polsek yang lumayan jauh dari Mapolres, perlu sekitar 2-3 jam perjalanan darat. Jumlah personil 11 orang termasuk Kapolsek dengan dimensi tugas dimasa pandemi yang semakin beragam, jumlah secara kuantitas sangat minim sekedar untuk efektif saja sebelum masuk ke ranah efisien.
Menunggu realisasi strategi presisi Polri untuk mengimplementasikan dengan me-refocusing tugas Polsek-Polsek pedalaman melalui: pengalihan sumber daya Polri di tempat dan fungsi lain yang lebih banyak untuk kemudian ditugaskan menjadi anggota Polsek-Polsek, konsepnya lewat tour of duty dan reward dalam jangka waktu tertentu.
Me-refocusing kembali kepada fungsi Polsek sebagai basis early warning dan early detection melalui kegiatan pre-emptive dan preventif, dengan bentuk adalah penempatan setidaknya 1 orang Bhabinkamtibmas Polri untuk 1 desa, menghapuskan stuktur kepolisian lainnya dengan philosophy mengalihkan struktur lain kedalam pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas.
Binmas bisa dan wajar melakukan tugas intelijen: seperti lidik, pengamanan dan penggalangan demikian juga Bhabinkamtibmas tetap wajar dalam melaksanakan tugas lidik dan sidik kriminal melalui pendekatan restorative justice, Babhinkamtibmas juga pantas dalam menerapkan tugas turjawali Sabhara Polri, toh juga di para Bhabinkamtibams ditempatkan di Desa-desa nun jauh disana yang jumlah penduduknya, kebutuhan dan mobilitas transportasi serta aktivitas kesehariannya tidak sekompleks di perkotaan, masyarakat di desa-desa hanya membutuhkan sosok polisi 24/7 ditengah masyarakat bukan di tengah kantornya.
BINMAS itu harus BESAR, KUAT dan PROFESIONAL agar POLRI menjadi HEBAT dan BERMANFAAT
Tinggalkan Balasan