

hari ini 26 desember 2004 , tepat 9 tahun yang lalu , adalah suatu masa yang tidak akan pernah terlupakan , malam itu memnag udara tidak seperti biasanya , gerah namu berangin suara hewan hewan malam nyaris tidak terdngar sunyi senyap , pagi hari menjelang ketika matahari belum menampakkan dirinya , suasana alam semakin menherankan, burung burung laut berterbangan berarak ke arah gunung, sapi yang biasa dilepas umbar begitu saja di NAD saling berlarian , hari itu hari minggu , libur yang dinantikan semua orang , pukul 07 lewat menjelang angka delapan, gempa besar mengguncang , cukup lama untuk ukuran gempa di Indonesia yang biasanya cuma sesaat.
sampai pada akhirnya sekitar setengah jam kemudian air bah yang kemudian dikenal Tsunami mlai meluluhlantakan pesisir aceh .
Pasca Tsunami surut , semua kembali ke titik nol , kehancuran dimana mana, karena kebetulan berada di sepanjang sabuk merah ( jalan raya ) di hari itu juga dimulai pembersihan jalan ,meminggirkan pohon dan semua benda yang hanyut terbawa air, salah satu moment yang paling membekas adalah jam -jam pertama pasca tsunami surut ketika mengumpulkan jenazah yang hanyut dan tersangkut di jalanan , pada jam -jam pertama semua jenazah dibawa dan dikumpulkan ke meunasah terdekat maksudnya agar mudah diidentifikasi oleh keluarag yang kehilangan , namun di jam -jam berikut , kesempatan untuk mengumpulkan dan memandikan jenazah semakin sulit , jumlah jenazah yang datang semakin banyak sehingga memaksa pasukan saat itu harus merelakan meletakkan jenazah di sepanjang jalan menuju meunasah.
kelam malam semakin menjelang , listrik total mati , HP juga demikian, HT sudah tidak berfungsi , ada keyakinan dalam diri kala itu bahwa keluarga di rumah pasti sudah cemas menunggu kabar apakah kami selamat atau tidak, kabar burung ditengah putusnya komunikasi bisa jadi membuat siapa saja menajdi emosional dan tidak dapat mengendalikan diri.
saat itu HP satelite inventaris masih menyisakan battery dan pulsa menjadi harapan satu satunya, menghubungi markas pusat di jakarta merupakan sutau opsi yang harus diprioritaskan , ” Halo,,,,,,,,,,, Mako Anggrek < disini Srigunting 1 , Tolong kabarkan ke keluarga kami … Kami semua selamat ,, Anggota selamat semua, senjata utuh tetapi alkom putus semua ………813.811…….
disaat itulah kebesaran hati, dan keihklasan diuji , manakala mendengar salah seorang rekan , saudara dan keluarga yang kebetulan berada di Aceh dinyatakan hilang dan belum diketahui nasibnya ,
mengijinkan sebagian pasukan keluar wilayah tugas untuk mencari dan menjumpai kabar keluarga tercinta adalah sebuah dilema lainnya , GAM masih berkeliaran dan bersenjata , pilihannya cuma satu kalau tidak selamat ya mati disergap GAM , suatu dilema yang emmang harus diambil ,
tabrak terus ……….. cek dan temukan keluargamu nanti kawan -kawanmu yang akan mendampingi , pilihannya selagi bisa menghindar lebih baik menghindar utamakan missi menemukan dan selamatkan keluarga , tapi kalau tidak bisa dihindari , sergap balik !!!!. sembilan tahun lalu …………… di suatu tempat di tanah rencong .
waktu memiliki keunikan sendiri , perjalanan 9 tahun cukup panjang untuk sekedar melupakan peristiwa yang pernah terjadi dalam hidup kita , namun ternyata semakin kita berusaha melupakan maka akan semakin kuat tertanan dalam memori.
doa kami untuk rekan-rekan , prajurit , senior dan keluarga yang telah mendahului kami semua , semoga mendapat tempat yang layak disisi NYA,,, mengenang kolega kami : AKP Greinert ( Sat III Por), Iptu Herri Santoso ( Polda NAD ) , Iptu GUnawan ( BM Yogya ) , Iptu Mathen Wenda ( Sat III Por) dan lain lain nya .
terima kasih kepada Rafly atas kontribusi lagu lagu anda.
Tinggalkan Balasan